Rabu, 31 Desember 2008

Ocarina; Ikon Baru Batam

Dewi Koriati, Direktur Mega Wisata Ocarina
Kawasan terpadu mega wisata Ocarina dengan konsep wisata terpadunya akan dibuka untuk umum mulai hari ini, Ahad (28/12). Beragam jenis wahana ditawarkan di atas lahan 40 hektare yang menyedot daya listrik 6 megawatt ini.

Ocarina adalah proyek prestisius dari PT Bangun Arsikon Batindo, untuk menjawab kebutuhan wisata di Batam. Sesuai konsepnya, Ocarina menggabungkan seluruh kebutuhan wisata, mulai dari rekreasi, belanja, kuliner, olahraga, hingga wisata edukasi.
Dari mana ide kawasan mega wisata ini muncul dan apa saja yang ada di dalamnya? Berikut petikandengan Direktur Mega Wisata Ocarina, Dewi Koriati belum lama ini.


Hujan yang mengguyur wilayah Batam sepekan terakhir ini tidak menyurutkan aktivitas pekerja di kawasan mega wisata Ocarina (baca Okarina). Begitu juga dengan sang Direktur Mega Wisata Ocarina, Dewi Koriati Rabu (24/12) siang itu tetap menyempatkan waktu turun ke lapangan melihat para pekerja yang masih akan meram pungkan pekerjaannya hingga dibuka secara umum hari ini.

Di sela-sela aktivatasnya memantau para pekerja, ia selalu menyediakan waktu setiap tamu yang datang. ”Kita wawancaranya di sana saja,” katanya sambil mengarahkan ke salah satu bangunan mirip mini kafe berlantai dua dengan berdinding kaca di bibir pantai kawasan Ocarina.

Setiba di tempat tersebut, Dewi yang sudah terbiasa dengan dunia entertain itu mulai bercerita tentang ide awal dibangunnya kawasan mega wisata Ocarina.

Menurutnya, oleh Chairman Arsikon Group, Cahya, kawasan ini awalnya hanya sebatas sebagai fasilitas dari perumahan Coastarina. Namun setelah melihat animo masyarakat melihat lokasi di sini, akhirnya Cahya menginginkan lokasi menjadi kawasan wisata terpadu. ”Apalagi masyarakat Batam sangat butuh hal seperti ini. Dan kita menginginkan kawasan ini mirip seperti taman wisata Ancol Jakarta. Semuanya bisa dinikmati di lokasi ini,” ungkapnya.

Yakni memadukan seluruh kebutuhan masyarakat terhadap rekreasi, hiburan, belanja kuliner, olah raga dan edukasi. Melalui konsep terpadu ini pula, Mega Wisata Ocarina diharapkan dapat menggapai seluruh kelompok usia dan seluruh lapisan masyarakat.

Lanjut Dewi, selama ini ia melihat di Batam ketika mencari tenant-tenant, para pelaku usaha masih melihat konsep kawasan wisata Ocarina adalah hanya pusat rekreasi semaata. Jadi ramainya pada Sabtu dan Minggu, sehingga mereka enggan untuk membuka usahanya. ”Namun di kawasan terpadu ini, kita yakinkan ke mereka bahwa tempat ini tidak hanya ramai Sabtu dan Minggu saja, dan bukan hanya pusat rekreasi. Saya menginginkan kawasan ini setiap hari ramai,” terangnya.

Keyakinan Dewi agar kawasan itu tetap ramai setiap hari dengan alasan kawasan wisata terpadu ini letaknya di pusat kota, sehingga mudah untuk dijangkau. Kemudian, warga Batam tidak ada tempat alternatif lain untuk menghabiskan waktunya di sore hari. ”Mereka pulang kerja sore hari mau ngapain, jalan ke mall mungkin sudah bosan. Maka salah satu alternatifnya jalan-jalan ke kawasan mega wisata ini,” jelasnya.

Agar setiap hari tetap ramai di kawasan ini, lanjut Dewi, maka manajemen kawasan Mega Wisata Ocarina menyediakan kafe, resto, food court dan lain sebagainya. ”Semua tempat itu comfornt dengan sistem areanya yang luas. Artinya orang meeting house di situ atau olahraga anak-anak, jalan-jalan di sini. Pusat keramaiannya di Batam sekarang bukan hanya di mall. Ini jadi pusat keramain dengan alam terbuka,” katanya.

Sedangkan asal mula kawasan ini dinamakan Ocarina sebenarnya oleh Pak Cahya (owner Mega Wisata Ocarina,red) mengambil dari sebuah nama alat musik China yang terbuat dari bambu. ”Alat musik dari bambu itu sangat terkenal di daratan China, kalau kita di Indonesia mungkin semacam musik angklung. Alat musik ini, efeknya kalau didengar orang ada unsur refreshing -nya, ” ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya menginginkan mega wisata Ocarina ini bisa memberikan refreshing bagi semua keluarga yang berkunjung ke kawasan ini. Sekaligus untuk memudahnya penyebutan nama dari Coastarina dan Ocarina.

***

Berapa luas Ocarina dan apa saja fasilitasnya?

Sebenarnya, awalnya kawasan ini hanya akan dikembangkan sekitar 30 hektare saja, namun sekarang berkembang menjadi 40 hektare. Pengembangan kawasan wisata ini diperluas karena mengingat animo masyarakat yang begitu besar. Total keseluruhan di kawasan ini sebenarnya ada 150-an hektare, termasuk kawasan perumahaan Coastarina.

Kalau melihat luas kawasannya, tentu daya tampungnya besar sekali. Dan rencana di kawasan mega wisata Ocarina ini kita akan siapkan sekitar 30-an fasilitas wisata. Diantanya Mega Enterance Gate, Youth Ocarina, Ocarina Water Game, E-Island, Ocarina Beach Walk, Kampoeng Indonesia, Jimbaran at Ocarina, Ocarina Kiddy Land, Ocarina Tiker Camp, Ocarina Beach Festival, Ocarina Water Sport,Marina Bay Ocarina, d’Ocarina CafĂ©, Plaza Ocarina, Ocarina Giant Wheel, Kampoeng Seni Ocarina, Ocarina Olympic Pool, Ocarina Sport Mall, d’Ocarina Luxury Resort, Batam Convention Center, Ocarina Beach Karaoke, Ocarina Giant Globe, Ocarina Junction, Ocarina Waterboom, Lancang Kuning Tower.

Namun pada pembukaan nanti, baru 14 fasilitas yang siap dinikmati pengunjung. Antara lain Kampoeng Indonesia, Water Game, Youth Activity, Warong Jimbaran, Junction, Kiddy Land, Beach Walk, Water Sport, Pantai Festival, Giant Wheel, dan Kampoeng Seni.

Kampoeng Indonesia merupakan area food court yang menyediakan aneka masakan dan makanan khas nusantara. Sementara Warong Jimbaran merupakan warung yang secara khusus menyediakan makanan khas dari sea food dan barbeque.

Selain itu nantinya, kita juga akan membangun Menara Pandang. Proyek Menara Pandang ini merupakan proyek prestisius kami dan akan dibangun di paling ujung kawasan wisata ini.

Seperti apa bentuk bangunannya?

Menara Pandang, kita melihatnya seperti ini. Orang itu ke Batam salah satu wisatanya ngitip-ngitip Singapura dari jauh. Dari menara ini nanti, para pengunjung bisa melihat Singapura. Panjang menaranya saya belum tahu persis tingginya berapa, namun diperkirakan tingginya seperti bangunan tujuh lantai. Di menara itu, nantinya akan dilengkapi teropong dan lain sebagainya, sehingga para pengunjung bisa lebih puas melihat Singapura meski dilihat dari jauh. Di Manara Pandang itu, juga akan dibangun sport centre di setiap lantainya. Kita inginkan terbesar dan terlengkap di Batam sehingga fungsinya bisa maskimal. Selain itu, di kawasan ini kita juga akan kembangkan Batam Convention Center, karena saya melihat pengelolaan Convention Center di Batam belum maksimal, sementara Batam potensial mice-nya tinggi. Kelebihan Batam Convention Center yang akan kita bangun adalah letaknya di pinggir pantai, semua dindingnya kaca. Jadi kalau orang seminar dan kegiatan lainnya diharapkan tidak bosan karena viewnya mendukung tidak seperti di ruang tertutup. Bangunannya nanti akan connect ke seafoodnya. Jadi orang ke Batam tidak kemana-mana lagi.

Kapan target pembangunan kawasan ini selesai?

Pembangunan semua fasilitas di kawasan ini diharapkan sudah rampung semuanya pada tahun 2010. Kita inginkan menjadi kawasan ini menjadi kawasan obyek wisata visit Batam 2010. Kita juga ingin membantu Pemko Batam mewujudkan Visit Batam 2010. Kita berharap dengan adanya kawasan kita ini obyek wisata di Batam semakin lengkap.

Adapun areal yang paling menonjol untuk tahap awal ini, mungkin ke area food court-nya. Kenapa area food court? Karena orang Batam sudah terbiasa dengan makan di food court. Kita bisa lihat sendiri dimana-mana food court selalu ramai oleh pengunjung. Food court yang ada di kawasan ini konsepnya kita gunakan teknologi cukup tinggi bila dibanding food court yang sudah ada di Batam. Konsep food court ini kita adopsi dari Jakarta. Jadi orang datang itu, kita kasih kartu. Jadi orang itu bisa belanja di mana pun kios yang ada. Kalau pulang kartu itu tinggal menyerahkan ke kasir, dan nominalnya langsung ketahuan di kasir tersebut.

Kalau yang ada selama ini, memang ada yang pakai kartu tapi mereka harus deposit sejumlah uang. Kalau kita tidak perlu paki deposit. Anak-anak pun bisa menggunakan kartu yang diberikan, sehingga anak-anak pun bisa berbelanja dimana saja dia suka.

Kemudian, ada fasilitas water game dan water sport. Fasilitas ini adalah sebuah permainan air yang ada di laut di danau. Permainan-permainan yang kita pilih itu belum ada di Batam, seperti Jetsky untuk anak-naka. Selama ini yang ada hanya jetsky dewasa, namun di kawasan ini selain jetsky dewasa juga kita sediakan jetsky untuk anak-anak. Sedang Kampoeng Seni Ocarina kita akan kembangkan seperti kampung seni milik Ancol.

***

Di tengah wawancara yang santai itu, Dewi juga menjelaskan bahwa di tahun pertama ini pengunjung di kawasan tersebut tidak meleset dari target yang diinginkan. ”Kita targetin seminggu 7 ribu sampai 10 ribu pengunjung. Karena asumsinya kalau penduduk Batam 750 ribu jiwa, kita bisa gaet 20 persennya saja, maka tidak mustahil target pengunjung per minggunya bisa tercapai,” ungkapnya.

Apalagi katanya, pihaknya punya program yang sudah terencana dengan baik. Di mana tiap hari Senin hingga Jumat ia akan bekerjasama dengan seko lah-sekolah di Batam. ”Anak sekolah TK kan setiap minggu ada programnya jalan-jalan ke mall, kenapa tidak kita bawa juga ke sini apalagi di sini obyeknya banyak,” urainya.

Sedangkan bagi pengunjung pelajar nantinya juga akan diberikan kartu yang diberi nama student card. Student card hanya Rp100 ribu dengan masa berlaku selama setahun. Bagi pelajar yang sudah memiliki kartu tersebut, ingin berulang-ulang kali masuk dalam sehari juga tidak ada masalah.

Selain itu, pihaknya juga berusaha menggaet pekerja pabrik di Batam yang selama ini jenuh bekerja. ”Kita nanti berikan paket ke mereka, misalnya mereka secara kolektif bisa jalan-jalan ke sini. Pada 28 Desember ini sudah ada 300 pekerja dari Mukakuning yang akan berkunjung ke kawasan ini dengan harga diskon khusus,” ungkapnya lagi.
Untuk promosi ke mancanegara ia sudah lakukan di Singapura. ”Kita sudah pasang iklan di sana, baik melalui media cetak, radio dan televisi. Kalau di luar daerah, kita sudah kerjasama promosi dengan maskapai Garuda selama setahun. Mudah-mudahan kawasan mega wisata Ocarina ini menjadi ikon baru di Batam,” harapnya.

Kemudian, untuk menikmati fasilitas berkelas internasional, tiket masuk yang dijual cukup murah yakni hanya Rp5 ribu saja per orang. ***



-----



Bersyukur Terlahir di Pulau

Dewi Koriati lahir di Tanjungpinang, namun masa kecilnya banyak dihabiskan Tanjungbalai Karimun. Terlahir dan menghabiskan masa kecilnya di pulau, ia bukan lantas minder. Justru ia merasa bangga terlahir di pulau dan bisa berkiprah di Jakarta cukup lama.


”Kalau saya bandingkan dengan teman-teman yang masa kecilnya di Jakarta, maka saya adalah orang yang paling bersyukur lahir di pulau,” ungkapnya.


Kenapa demikian? Karena dia lahir di pulau maka dengan otomatis mengenal banyak lingkungan. Misalnya, bisa main di hutan, main di laut dan lain sebagainya. ‘’Ini yang membuat saya bersyukur sekali,’’ ucapnya berulang-ulang.
Menurutnya, jika dibandingkan anak-anak yang hidup di perkotaan dengan anak yang hidup di pulau, mungkin pengalaman hidup di palau yang paling menarik. ”Mereka mungkin tidak pernah menikmati hutan, tidak pernah menikmati laut, sedangkan kita sudah menikmati semuanya,” ujar Dewi.


Ibu dua anak ini, menamatkan pendidikan SD hingga SMA di Tanjungbalai Karimun. Setamat SMA ia, melanjutkan kuliah di Institut Ilmu Sosil Politik di Jakarta dengan mengambil jurusan komunikasi.


Sejak kuliah di Jakarta, ia tidak pernah kembali lagi ke Tanjungbalai. ”Saya langsung menetap di Jakarta hingga setahun lalu saya baru pindah ke Batam,” katanya.


Setamat kuliah, ia bekerja di sebuah bank di Jakarta selama 10 tahun. Dan sebelum dipercaya menjadi Direktur Mega Wisata Ocarina, ia juga memiliki menajemen artis di Jakarta. ‘’Saat di Jakarta banyak artis dibawa manajemen saya, umumnya artis-artis anak KDI,’’ jelas alumni SMA Negeri 1 Tanjungbalai Karimun ini.


Jadi soal pengalaman di dunia entertainment sudah tidak diragukan lagi. Sejak membawahi manajemen artis hampir semua kota di Indonesia ini ia sudah Sebelum terjun menjadi manager artis, ia juga aktif di dunia designer atau perancang busana. (jaq)



----



BIO DATA

N A M A : Dewi Koriati
Tempat Tgl Lahir : Tanjungpinang, 10 Januari 19XX
Alamat : Citra Batam 2, Batam Centre
Jabatan : Direktur Mega Wisata Ocarina

Pendidikan:
SDN 2 Tanjungbalai Karimun
SMPN 1 Tanjungbalai Karium
SMA 1 Tanjungbalai Karimun
Sarjana Komunikasi IISIP Jakarta


Anak-anak:
Echa (15 tahun)
Chika (12 tahun)

Pengalaman Kerja:
Perbankan di Jakarta selama 10 Tahun
Designer (Fashion)
Manager Artis.

Selanjutnya...

Sekretariat pun di Mobil

Haryanto SPd, Ketua Panwaslu Kota Batam
Panwas Pemilu (Panwaslu) merupakan amanah UU No.22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum dan UU No.10 Tahun 2008 tentang Pemilu. Kedua UU ini mewajibkan kehadiran Pengawas pada semua tingkatan dalam tahapan Pemilu. Panwaslu baru terbentuk, padahal tahapan Pemilu 2009 telah memasuki masa Kampanye.

Idealnya sejak tahapan pertama Pemilu, yakni pada masa Pendaftaran Peserta Pemilu, Penetapan Parpol Peserta Pemilu, pemutakhiran data pemilih kehadiran Panwaslu sangat diperlukan. Pasalnya, banyak hal yang mesti diawasi dalam pelaksanaannya.
Bagaimana Panwaslu melakukan tugasnya meski terkesan terlambat? Berikut petikan wawancara Ketua Panwaslu Kota Batam Hariyanto yang baru dilantik awal Desember ini.



Awal minggu kemarin hingga saat ini merupakan hari yang sibuk bagi Ketua Panwaslu Kota Batam dan kedua anggotanya. Namun demikian, Haryanto tetap menyempatkan waktu untuk diwawancarai seputar tugas mereka di Panwaslu.

”Kita wawancaranya di Pemko Batam saja, kebetulan saya lagi ada urusan di Pemko,” ujar Haryanto di ujung telepon, Rabu (10/12).

Tanpa menunggu waktu lama kami pun bertemu di lantai 2 Kantor Wali Kota Batam. Siang itu, ia baru saja menemui Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Batam agar disediakan pegawai sekretariat Panwaslu.

”Ini baru selesai agenda satu, kepala sekretariat kita sudah ada,” ungkapnya sambil menunjuk salah seorang pegawai dari Pemko Batam.

Setelah berbincang-bincang sejenak sambil berdiri, Haryanto menunjuk satu tempat di sudut lantai dua. Tempat itu kebetulan ada dua kursi kosong. Biasanya tempat ini ditempati oleh petugas dari Satpol PP. Persisnya di sebelah kiri pintu masuk ruang Sekda Kota Batam.

Setelah duduk di kursi masing-masing, Haryanto mulai bercerita tentang proses pembentukan Panwaslu Kota Batam. Menurutnya Panwaslu itu adalah lembaga penyelenggara pemilu. Pembentukan panwaslu di tingkat kota/kabupaten diselenggarakan oleh Pokja (Kelompok kerja) dari KPU. Sesuai dengan UU, oleh Pokja itu mengumumnkan ke masyarakat tentang syarat untuk menjadi anggota Panwaslu.

Setelah pengumuman itu, maka dilakukan tahap penjaringan calon. Di Kota Batam sendiri ada 24 orang yang mendaftar dan setelah diseleksi oleh panitia di KPU yang dinyatakan lulus seleksi dan berhak mengikuti ujian tertulis hanya 18 orang. Namun yang mengikuti test tertulis hanya 12 orang.

Usai ujian test tertulis, hanya 6 orang yang dinyatakan lulus untuk diajukan ke Panwas Provinsi. Ke-6 orang yang lolos itu, selanjutnya dilakukan fit and proper test di hadapan Panwaslu Provinsi. ”Setelah dilakukan fit and proper test, maka Panwaslu Provinsi memilih tiga orang yang dianggap laik untuk menjadi anggota panwas di Kota Batam ini,” ungkapnya.

***

Tahapan pemilu sudah berjalan beberapa bulan, kenapa Panwaslu baru dibentuk sekarang?

Memang di dalam Undang-undang itu diamanatkan tahapan pertama Pemilu, mestinya Panwaslu sudah ada. Namun, keterlambatan itu berawal dari kebijakan di pusat. Pembentukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di tingkat pusat baru dilakukan setelah satu bulan pembentukan KPU. Pelantikannya dilakukan oleh Mahkamah Agung (MA), namun ada juga yang mengatakan Bawaslu dilantik oleh Mendagri. Itu menjadi tarik menarik di tingkat pusat. Setelah Bawaslu terbentuk, tentu yang pertama dilakukan adalah mencari sekretariat. Akibat molornya dari pembentukan hingga pelantikan Bawaslu itu, maka berimbas pada pembentukan Panwaslu Provinsi dan panwaslu kabupaten/kota.Karena masalah klasik itulah memperlambat pembentukan skretariat dan kepala sekretariat. Di tingkat provinsi juga terjadi keterlambatan karena pada awal November kepada sekretariatnya mengundurkan diri. Maka, konsekwensinya terjadi penundaan verifikasi administrasi anggota panwaslu di tingkat kota/kabupaten.

Sebagian tahapan pemilu dilewati, apa yang menjadi progres Panwas selanjutnya?

Meskipun pada masa Pendaftaran Peserta Pemilu, Penetapan Parpol Peserta Pemilu, Pemutakhiran data pemilih sudah dilakukan namun Panwas tetap melakukan pengawas dari semua tahapan itu. Artinya, meskipun kita tidak ikut dari awal namun apabila nanti terjadi pelanggaran administrasi maka masih bisa kita bahas. Misalnya, mungkin ada di antara kawan-kawan (caleg, red) yang menggunakan ijazah palsu dan ternyata lolos di KPU, dan tenyata ada laporan tertulis yang masuk ke kita maka kita masih bisa melakukan proses administrasi ke KPU. Jadi temuan itu harus dilaporkan secara tertulis ke panwaslu.

Tahapan-tahapan selanjutnya yang akan kita lakukan itu adalah pengawasan kampanye terbatas, pengawasan kampanye terbuka yang akan dilaksanakan pada bulan Maret mendatang. Kemudian pengawasan pemilihan, pengawasan logistik pemilu yang meliputi pengawasan hasil pemilihan dan pengawasan lapangan yang dibantu dari lapisan masyarakat.

Seperti apa tingkat kerawanan pemilu?

Kita memahami semua teman-teman yang berjuang di partai punya keinginan yang sama untuk menang. Tapi kita harus mengawasi dan mencerdaskan pemilih. Dan teman-teman caleg itu juga harus tahu bahwa ini adalah tugas negara dan orang memiliki integritaslah yang bisa melakukan tugas tersebut. Artinya, ketika nanti ada penyimpangan, maka panwaslu akan menindak. Ketika, mereka kampanye dan diberikan waktu dua kali seminggu, namun mereka melakukan tiga kali. Ini sudah tidak benar lagi dan sudah masuk pelanggaran. Begitu juga misalnya, mereka melakukan kampanye di wilayah A pukul tujuh pagi pada hal aturan di KPU hanya boleh dilakukan pukul delapan pagi hingga pukul 16 sore. Itu sudah termasuk pelanggaran.

Bagaimana Panwas menindaklanjuti atas temuan pelanggaran pemilu?

Kalau pelanggarannya bersifat administrasi maka kita arahkan ke KPU. Dari KPU nanti melanjutkan seperti apa sanksi yang diberikan bagi mereka yang melakukan pelanggaran administrasi tersebut. Kalau pelanggarannya terkait dengan tindak pidana pemilu, misalnya pengancaman dan segala macamnya itu, maka nanti kita tindaklanjuti hingga ke Kepolisian di Sentra Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemilu secara Terpadu (Sentra Gakumdu) dibawah Satrekrim dan dilanjutkan ke Kejari.

Panwas jumlahnya berkurang namun memiliki kewenangan pengawasan bertambah luas, bagaimana menimplementasikan?

Memang Pemilu 2009 ini, anggota panwaslu tidak lagi melibatkan orang dari anggota kepolisian dan kejaksaan, tidak seperti Pemilu 2004 lalu. Artinya bagi kami yang berjumlah tiga orang ini, dalam hal pengawas tindak pidana pemilu tetap mengacu pada sistem kolektif dalam bekerja. Untuk pelanggaran pidana pemilu tentu kita arahkan ke Sentra Gakumdu. Di tingkat kecamatan juga kita bentuk panwas kecamatan dan dibantu satu intel dan reskrim yang bekerja. Dalam pengawasan pemilu ini kita melakukan koordinasi pada semua pihak. Artinya, sikap kita adalah bagaimana tingkat koordinasi itu tetap jalan, sehingga nanti jika ditemukan pelanggaran pidana pemilu mudah kita tindaklanjuti.

Bukankah kewenangan Panwas juga memberikan rekomendasi untuk memberhentikan anggota KPU?

Iya, utamanya untuk pelanggaran administrasi. Ketika proses administasi yang dilakukan oleh KPU ditemukan pelanggaran maka kita harus bertindak. Misalnya, KPU menverifikasi peserta pemilu yang memiliki ijazah palsu. Dalam hal ini KPU tetap meloloskan pemegang ijazah palsu tersebut, maka ini menjadi temuan Panwaslu untuk direkomendasikan ke KPU. Termasuk juga pada masa kampanye, di mana KPU menyalahi aturan jadwal kampanye untuk caleg dan parpol. Misalnya, jadwal seorang caleg berkampanye di wilayah A sebanyak dua kali, namun oleh KPU memberikan empat kali atau lebih. Untuk menghindari hal-hal yang demikian itu, kami berharap Panwalu dan KPU harus sering-sering berkoordinasi sebagai mitra kerja.

Apa rambu-rambu yang harus dihindari para peserta pemilu?

Pemasangan atribut kampanye diminta kepada semua peserta pemilu tidak bertentangan dengan aturan atau perda-perda yang ada. Tidak memasang umbul-umbul di jalan-jalan yang bisa mengganggu kenyamanan warga dan estetikan kota. Jika hal itu dilakukan, kita akan melakukan penertiban dan tindakan administasi. Selanjutnya, setiap parpol tidak dibenarkan untuk mengintimidasi atau mewajibkan agar memilih parpol atau calon tertentu. Kalau ada temuan seperti itu, maka kami menindaknya. Termasuk juga kampanye di tempat ibadah.

Setiap peserta pemilu dilarang melakukan kampanye di tempat ibadah. Misalnya, dengan cara menggelar sosialisasi atau silaturahmi namun materinya kampanye. Ini modusnya bisa dikaburkan oleh peserta pemilu. Termasuk serangan fajar yang selama ini tidak asing lagi bagi teman-teman peserta pemilu. Kalau dari sekarang sudah tidak jujur bagaimana nantinya.


***

Selain itu, Haryanto juga mengimbau kepada masyarakat ketika mengikuti kampanye terbuka agar tetap tertib berlalulintas. Artinya, masyarakat yang mengikuti kampenye terbuka patuhilah rambu-rambu lalulitas, harus pakai helm dan lain sebagiannya. Kemudian alur kampanye juga harus dipatuhi. ”Masyarakat juga kami minta menyampaikan pelanggaran yang ada di lapangan walaupun itu pahit,” katanya.

Menurutnya, kadang masyarakat menemukan suatu pelanggaran pemilu namun mereka tidak berani melaporkan secara tertulis, pada laporan itu baru bisa ditindaklanjuti kalau ada laporan tertulis dari masyarakat. ”Kalau informasi lewat telepon sah-sah saja tapi kita tidak bisa menindaklanjuti lebih lanjut,” ungkapnya.

Misalnya, lanjut Haryanto di satu wilayah ada keluhan dengan atribut partai atau caleg yang menganggu di depan rumahnya, pihaknya tidak bisa menindaklanjuti kalau tidak ada laporan tertulis dari warga atau RT setempat.

”Dari laporan tertulis itu baru kita tela’ah dan tindaklanjuti. Apa pelanggaran tersebut bersifat administratif, tindak pidana pemilu atau sengketa pemilu,” jelasnya.

Apakah sekretariat Anda sudah punya?

Untuk saat ini (10 Desember 2008, red) kita belum sekretariat. Kami dalam beberapa hari ini sekretariat di mobil saja. Sejak pelantikan pada 4 Desember hingga 10 Desember 2008 belum miliki kantor. Kami baru saja menghadap ke Ketua DPRD Kota Batam Soerya Respationo menyampaikan hal itu. Saya bilang ke Romo (Soerya Respationo, red) kami mohon izin sekretariat kami di mobil. Kalau kantor sekretariat kita direalisasikan minggu ini, kemungkinan letak di daerah Batam Centre sehingga koordinasi pada bisa berjalan dengan baik.

Kita berharap setelah kepala sekretariat terbentuk semua proses administrasi di Panwaslu kota bisa berjalan. Karena semua permohonan anggaran dan segala macamnya harus ditangani oleh pegawai negeri dengan eselon 3B. Kita tidak mengurusi soal anggaran secara teknis tersebut.

Untuk anggaran Panwas sendiri memang tidak diatur di APBN namun serah sepenuhnya kepada daerah. Mata anggaran di daerah ada di pos bantuan. Intinya tidak ada mata anggaran yang doble. Misalnya, untuk tenaga pengamanan, transportasi dan tenaga di sekretariat. Jadi soal anggaran ini tergantung kemampuan Pemko, tapi wajib dibantu.

Soal anggaran ini sudah dibahas di Pemko, mudah-mudahan secepatnya ada realisasinya. Tanpa realisasi anggaran ini, kita juga ngapaian-ngapaian. Apalagi kita juga akan melakukan pembentukan Panwas di tingkat kecematan.Belum lagi sosialisasi yang juga membutuhkan anggaran. Untuk Panwas Kecamatan idealnya akhir tahun ini sudah harus terbentuk.***



---------



Tak Berani Merokok


Haryanto menghabiskan masih kacilnya di kampung. Ia anak keenam dari delapan bersaudara yang semuanya laki-laki.
Saat kecil, pria kelahiran Payakumbuh, 28 November 1967 ini hidup laiknya dengan anak-anak seusianya. Sepulang sekolah, bersama teman-temannya ia menghabiskan waktu bermain dan mandi di sungai. Meski tetap diingatkan orang tua untuk tidak banyak main, namun kebiasaan itu tetap dilakukan. ”Namanya anak-anak, kita juga belum tumbuh ideal. Jadi mandi ke sungai dimarahi orang tua itu sudah biasa. Dulu kalau kita melihat orang takut sekali,” ungkapnya.


Namun didikan orang tua yang paling membekas dalam benak suami Neneng Arlina hingga saat ini, adalah pendidikan sekolah. Menurutnya, orang tuannya sangat peduli pada pendidikan anaknya. ”Kami dari kecil diarahkan orang tua untuk sekolah,” katanya.


Selain itu, kepedulian orang tua pada prilaku yang tidak baik bagi anak juga sangat diperhatikan. Dari delapan bersuadara yang semuanya laki-laki ia sudah diwanti-wanti oleh orang tuanya untuk tidak merokok. “Ketika abang kita sudah diajarin orang tua agar tidak merokok, kami juga langsung tidak berani untuk merokok. Sehingga sampai sekarang saya tidak pernah merokok,” kenang ayah tiga anak ini.


Pendidikan SD dan SMA diselesaikan di kampungnya di Payakumbuh. Setemat SMA ia melanjutkan kuliah di perguruan tinggi di Sumatera Barat.


Tahun 1987, ia merantau di Batam. Awalnya, di Batam, ia merintis usaha percetakan dan sablon. Namun usaha yang dirintis bukan usaha yang beromset. ”Usaha percetakan dan sablon yang kecil-kecil saja,” ucapnya.


Selain bergelut di usaha itu, Haryanto juga aktif mengajar di SMK Kartini. Ia juga banyak aktif di sejumlah organisasi, misalnya Sekretaris Umum FORKI Batam, Bina Prestasi KONI Kota Batam, Ketua I GOnjong Limo Batam dan Ketua Asosiasi Percetakan dan Advertasing (Aspad) Kota Batam. (jaq)



---------

BIO DATA

Nama : Haryanto SPd

Tempat/Tgl Lahir : Payakumbuh, 28 November 1967

Alamat : Komplek YKB Bengkong Laut

Jabatan : Ketua Panwaslu Kota Batam

Pendidikan :
SD Negeri 03 di Limbanang Tahun 1978
SMP Negeri 01 di Limbanang Tahun 1984
SMA Negeri 2 di Payakumbuh Tahun 1987
Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Syiah Kuala Banda Aceh 1 tahun 1992

Istri: Neneng Arlina

Anak-anak:
M Hafiz Rifki Haryanto
Fitrah Haryanto
Faris Zaki Haryanto

Riwayat Pekerjaan/Organisasi:
Guru SMK Kartini Batam
Sekretaris Umum FORKI Batam
Bina Prestasi KONI Kota Batam
Ketua I GOnjong Limo Batam
Ketua ASPAD Kota Batam

Selanjutnya...