Dari Kunjungan ke Tahanan TKI di Melaka
Gedung Jabatan Penjara (rumah tahanan) Malaysia di Machap Umboo, Melaka terlihat sangar. Bangunannya tua dan dikelilingi pagar berduri. Bangunan ini menjadi salah satu tempat menahan para Tenaga Kerja Asing (TKA) termasuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang tak memiliki dokumen lengkap.
jamil@batampos.co.id
Pada Jumat (15/2) pukul 11.30 waktu setempat, saya bersama rombongan Majelis Pengurus Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Provinsi Kepri, tiba di rumah tahanan Malaysia di Machap Umboo, Melaka, Malaysia.
Rumah tahanan ini difungsikan sebagai tempat tahanan sementara bagi tenaga kerja asing (termasuk TKI asal Indonesia) yang ditangkap oleh Rela Malaysia kerena tak memiliki dokumen lengkap.
Di sisi pintu gerbang penjara ini terlihat jelas papan nama bertulis Jabatan Penjara Malaysia Machap Umboo, Melaka. Tak ada tulisan tempat tahanan
Sementara bagi tenaga kerja asing. Namun bagi Kementerian Hal Ehwal Dalam Negeri Melaka, tempat itu diperuntukkan sebagai tahanan para tenaga kerja ilegal, atau di Malaysia dikenal dengan sebutan Depot Tahanan Pendatang Tanpa Izin.
Di Melaka sendiri ada lima Depot Tahanan Pendatang Tanpa Izin, salah satunya adalah Depot Tahanan Pendatang Tanpa Izin Machap Umboo, Melaka.
Saat turun dari mobil, rombongan langsung disambut Kepala Jabatan Penjara Malaysia di Machap Umboo, Melaka, Shukri bersama pejabat lainnya. Para rombongan MPW PP dan wartawan dari media cetak dan elektronik diarahkan ke teras kantor Jabatan Penjara Malaysia.
Penyambutan sederhana di teras kantor, Shukri langsung memperkenalkan diri, begitu juga rombangan MPW PP Provinsi Kepri yang dipimpin Muhammad Banjir Simarmata dan juga diikuti Ketua DPRD Provinsi Kepri Nur Syafriadi sebagai Majelis Pembina Organisasi MPW PP Provinsi Kepri.
Di sela-sela perkenalan itu, rombongan MPW PP Provinsi Kepri menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan ke rumah tahanan. Pasalnya, sebelum ke tempat itu, para rombongan sudah mendapat izin dari Ketua Menteri Melaka Datuk Sri H Mohd Ali Bin Rustam (di Indonesia setingkat gubernur) agar diberi izin berkunjung ke tahanan TKI di Melaka.
Setelah dilakukan perkenalan beberapa menit, Shukri memberikan izin mengunjungi tempat tahanan para TKI, asal para rombongan tidak mengambil gambar (memfoto atau merekam) . ‘’Kami mengizinkan masuk asal tidak ambil gambar,’’ katanya mewanti-wanti kepada rombongan apalagi dari media cetak dan elektronik.
Dengan alasan itu, para rombongan mengiyakan tidak akan mengambil gambar apapun di dalam tahanan selama membezuk.
Setelah itu, rombongan MPW PP Provinsi Kepri didampingi Shukri menuju tahanan yang berjarak hanya belasan meter di depan kantor rumah tahanan. Untuk masuk, rombongan harus melewati pos penjaga, kemudian lewat di pintu masuk yang ukurannya kira-kira 40 centimeter. Pintu masuk ini menyatu dengan pagar besi setinggi kira-kira 175 centimeter yang khusus untuk memagari blok tahanan dari komplek kantor rumah tahanan. Di atas pagar besi ini juga dipasangi kawat berduri, yang bertujuan agar para tahanan tidak bisa keluar dari blok masing-masing.
Di rumah tahanan ini bangunannya ada lima blok, namun yang difungsikan hanya dua blok yakni blok C dan blok D. Pasalnya, bangunan itu di sana-sani terlihat sudah dimakan usia dan bangunannya pun diibiarka tak dicat. Berbeda dengan kantor rumah tahanannya yang catnya kuning mudah.
Bahkan dari lima blok yang bisa menampung 2.000 tahanan hanya dua blok yang berfungsi yang lainnya lapuk dimakan usia. ‘’Rumah tahanan ini tidak lama lagi akan diambil-alih oleh Rela,’’ kata Shukri.
Blok-blok yang dihuni tahanan itu adalah bahan bangunannya dari kayu yang berlantai dua dengan beratap seng yang sudah berkarat. Bukan layaknya rumah tahanan seperti di Indonesia yang terbuat dari rumah batu.
Setelah memasuki pintu masuk, para rombongan harus berjalan lagi sekitar 50 meter untuk memasuki blok. Masing-masing blok dipagari besi dan kawat berduri, tak bisa langsung menyeberang ke blok lainnya. Jadi untuk masuk ke masing-masing blok harus lewat di pintu-pintu blok yang sudah dijaga personel rumah tahanan dan Rela.
Untuk masuk di blok B tempat tenaga kerja wanita ditahan, rombongan harus masuk lewat pintu blok lagi. Pintu blok ini dijaga personel rumah tahanan dan Rela khusus dari wanita.
Semua tahanan di lantai satu blok ini dikumpul jadi satu tempat. Bangunan ini tidak dilengkapi sekat-sekat, layaknya seperti kamar-kamar di dalam blok, ataupun jeruji besi sebagi pembatas antara tahanan satu dengan tahanan lain. Ruang lantai satu yang panjangnya kira-kira 50 meter ini pandangan kita langsung ke unjung dinding blok bangunan. Lantainya pun tidak dilengkapi alas tikar, hanya beralas papan. Di sudut ruangan itu hanya tersedia sejadah dan perlengkapan salat lainnya.
Saat para TKW yang ditemui di lantai satu blok tersebut, terlihat pakain yang dikenakan sudah lusuh, tak ada pakain ganti.
Sebagian rombongan yang melihat para TKW itu, secara spontan mengucapkan astagafirullah, sambil geleng-gelang kepala. Dan para TKW ini pun langsung tertunduk dan menangis saat mengetahui bahwa yang datang membezuknya itu adalah anggota Pemuda Pancasila dari Indonesia dan pejabat di Provinsi Kepri.
Bahkan Ketua DPRD Provinsi Kepri Nur Syafriadi, matanya sempat berkaca-kaca menyaksikan para TKW tersebut. Begitu juga Ketua MPW PP Provinsi Kepri Muhammad Banjir Simarmata. Melihat demikian, Banjir langsung meminta para TKW mengangkat tangan dan menjelaskan kenapa sampai bisa ditahan di rumah tahanan Malaysia di Machap Umboo, Melaka. Satu-satu para TKW itu menyebutkan alasan mereka ditangkap. Bahkan ada salah seorang warga Indonesia asal Medan yang ditangkap ketika membawa ibunya berebot ke Melaka.
”Saya ditangkap ketika mengantar ibu berobat ke rumah sakit di Melaka, padahal saya memiliki dokumen resmi,’’ akunya kepada Ketua MPW PP Provinsi Kepri.
Para TKW yang ditahan di blok tersebut berasal dari berbagai daerah, seperti Medan, Riau, Jambi, Lampung, Jawa dan daerah lain di Indonesia.
Setelah berdialog kira-kira lima menit, para TKW diminta bersabar dan mudah-mudahan bisa secepatnya dipulangkan ke Indonesia.
Selanjutnya rombongan, berlanjut ke blok C, tempat para TKI khusus laki-laki ditahan. Kondisi di blok ini tidak jauh berbeda dengan blok yang dihuni para TKW di blok B.
Sukiman (33) TKI asal Gresik, mengaku setiap hari mereka diberi jatah makan dua kali sehari dengan lauk seadanya, seperti ikan kering. Kalau sarapan mereka hanya diberi dua keping biskuit dan kadang-kadang dikasih roti saja.
”Tak pernah saya bayangkan nasib TKI kita akan diperlakukan seperti ini. Kalau melihat seperti ini rasa nasionalisme kita pasti bangkit,’’ kata Ade P Nasution, Ketua Litbang MPW PP Provinsi Kepri yang ikut menyaksikan langsung para TKW yang ditahan tersebut.
Dari 126 tenaga kerja asal Indonesia yang ditahan di rumah tahanan itu, 50 orang di antaranya adalah wanita.
Dalam panelusuran Batam Pos, penjara ini pengamanannya superketat. Untuk sampai ke gedung tahanan tenaga kerja asing, para pengunjung setidaknya harus melewati tiga pos penjagaan, ditambah lagi setiap blok dilengkapi pintu masuk yang digembok dan dijaga ketat. (jaq)
Senin, 18 Februari 2008
Bisa Bezuk Asal Tak Ambil Gambar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Saya ibu surthy tki singapore saya hadir berkomentar di dalam blog ini,cuma ingin menceritakan kisah nyata,sekaligus mau mengucapkan banyak terima kasih kepada Mbah Sero,atas bantuannya semua hutang2 saya sudah pada lunas,nomor togel yang Mbah berikan lansung 4d bocoran singapore,syukur alhamdulillah tembus dapat kemenangan 800.juta,itu dalam bentuk uang indo,kemarin saya sangat bingun karna hutang banyak,syukur sekarang sudah senang tidak memikirkan hutang lagi,saya tidak akan melupakan bantuan Mbah,apa bila saya sudah pulang ke indo saya akan berkunjung kepondok Mbah untuk silatu rahmi,bagi saudarah2 yang lagi terlilit hutang jangan anda putus asa,kalau mau sukses seperti saya silahkan tlpn atau sms Mbah Sero di nomor O82~370~357~999 beliau seorang paranormal yang bisa di percaya,karna sudah memberikan bukti,ingat kesempatan tidak akan datang untuk kedua kali,jadi giliran anda untuk membuktikannya terima kasih..
Posting Komentar