Melihat Lebih Dekat Latgab Hanudnas Tutuka XXXII di Hang Nadim Batam
Sejak 15 September hingga 20 September 2008, Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) menggelar latihan gabungan pertahanan udara nasional (Latgab Hanudnas) Tutuka XXXII di wilayah udara selat Malakan dan Laut China Selatan dengan berpangkalan di Bandar Hang Nadim Batam.
Di latgab itu diikuti dua skuadron, salah satunya Skuadron I Pontianak, Kalimantan Barat.
Jamil, Batam
jamil@batampos.co.id
Siang kemarin, dua di antara lima pesawat tempur Hawk 109/209 buatan Inggris masih berdemonstasi di udara, semantara 7 pesawat tempur lainnya (lima diantaranya pesawat tempur F-5) sudah terparkir di Bandara Hang Nadim. Hanya saja, di setiap pesawat yang sudah terparkir terlihat sejumlah mekaniknya sedang memperbaiki mesin pesawat yang baru selesai mengudara.
Memang siang itu, tak banyak orang yang tahu kalau di bandara itu sedang ada latihan gabung dengan pesawat tempur dengan peratalan canggih. Misalnya, pesawat tempur Hawk 109/209 yang memiliki rudal R to R atau dari udara ke udara.
Komandan Skuadron I Pontianak, Letkol PNB Nurtantio Affan ditemui di sela-sela latihan mengatakan latihan gabungan yang dilakukan ini merupakan latihan rutin di antara skuadron untuk mempertahankan wilayah kedaulatan udara Indonesia. ''Kebetulan Latgab yang dilakukan di Batam ini diikuti 2 skuadron yakni skuadron 14 dan skuadron 1 dari Pontianak, dan saya membawahi skuadron 1 dari Pontianak,''kata menantu M Sadik pensiunan pegawai Otorita Batam ini.
Alumni Akabri 91 ini mengaku, sejak mulai terbang hingga saat ini ia sudah mengantongi 3.000 jam terbang. Khusus untuk pesawat tempur Hawk 109/209 ia sudah mengantongi 1.000 jam terbang.''Sejak di Pontianak delapan tahun lalu saya sudah menerbangkan pesawat tempur Hawk 109/209,'' katanya.
Sejak berdinas pertama kalinya tahun 1991 di Skuadron 11 di Makassar, bapak dua anak ini sudah menerbangkan dua jenis pesawat tempur yakni pesawat tempur jenis A-4 Sky Hawk buatan Amerika Serikat dan Hawk 109/209 buatan Inggris. Saat penerbangkan pesawat tempur ia tidak mengaku tidak pernah mengalami gagal terbang atau pesawatnya rusak. Maklum katanya, semua pesawat tempur yang ia piloti semuanya keluaran terbaru. Bahkan saat ini, pesawat tempur Hawk 109/209 yang ia piloti juga keluaran terbaru. ''Jadi sejak saya menerbangkan pesawat hingga saat ini aman-aman saja,'' terang suami Mega Ariani ini.
Kedua pesawat tempur itu memiliki kelebihan masing-masing. Kalau A-4 Sky Hawk termasuk pesawat tempur generasi pertama. Sedangkan pesawat Hawk 109/209 selain memiliki rudak dengan jelaja udara ke udara juga memiliki avionix jenis terbaru.
Dengan membawa 50 personil dari Skuadron I ini, ia tetap percaya diri menerbangkan pesawat tempur dengan jenis. Baginya, latihan terbang di udara sudah makanan sehari-hari. ''Untuk mementenance kemampuan terbang, kita harus terbang tiap hari. Meskipun kita tidak tahu kapan terjun untuk bertempur langsung, namun bagi kami latihan terbang di udara setiap harus dilakukan,'' terangnya.
Pria kelahiran Jawa Timur 1968 ini, mengawali karirnya sebagai penerbang di Suakdron 11 Makassar 1991-1993. Selanjut ia pindah tugas di Skuadron 12 Pekanbaru hingga 1995. Kemudian ia kembali ke Skuadron 11 hingga 1996, setelah itu balik lagi ke Skuadron 12 di Pekanbaru. Pada tahun 1998 ia diangkat menjadi instruktur dan pelatih penerbang di Yogyakarta. Sejak 2000, ia bertugas di
Skuadron 1 Pontianak hingga saat ini dengan jabatan Komandan Skuadron 1. Komandan Skuadron yang dijabatnya sejak delapan bulan lalu itu, setingkat dengan Komandan Lanud Tanjungpinang.
Baginya, meski belum pernah bertugas di Batam, namun ia sudah akrab di Batam, maklum sejak menikah di Batam dengan orang Batam tahun 1996 lalu, ia tak jarang berkunjung ke rumah mertuanya di Jalan Mendut 11 Batam. ''Kedua anak saya juga lahir di Batam,'' katanya. (jaq)
Jumat, 10 Oktober 2008
Tak Tahu Kapan Bertempur, Tiap Hari Tetap Terbang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar