Jumat, 02 Januari 2009

Sejak Nabi Adam Sudah Ada Persaingan

Mulyanta, General Manager Telkom Kandatel Riau Kepulauan

Munculnya banyak operator telekomunikasi di Kepri membuat konsumen dimudahkan untuk menentukan pilihan. Pasalnya, hampir semua operator menyediakan layanan yang beragam. Sekarang, tinggal konsumen mau pilih yang dirasa nyaman untuk berkomunikasi.

Telkom sebagai ”pemain lama” di industri telekomunikasi milik BUMN ini memiliki cara tersendiri menyikapi banyaknya operator yang muncul saat ini.

Bagaimana Telkom Kandatel Riau Kepulauan menghadapi persaingan operator yang kian berkembang? Berikut petikan wawancara, Jamil Qasim dengan General Manager (GM) Telkom Kandatel Riau Kepulauan Mulyanta, belum lama ini.


Siang itu, Mulyanta sedang ada tugas dinas luar kota, namun karena sudah terlanjur janji untuk sesi wawancara, maka wawancaranya dilakukan via telepon.

Lewat sambungan telepon Mulyanta yang sudah menjabat Genaral Manager (GM) Telkom Kandatel Riau Kepulauan sejak 1 November 2007 lalu, mulai bercerita tentang awal kariernya di Telkom 1988 lalu hingga ia menjabat sebagai GM Telkom yang membawahi seluruh wilayah Provinsi Kepri.

Pria kelahiran Sukoharho ini, mengakui sejak bertugas di Kepri tidak ditemukan kendala yang berarti. Hanya saja, ia mengakui letak geografis di Kepri jauh berbeda dengan daerah lain, karena satu wilayah dengan wilayah lain dibatasi pulau-pulau. Misalnya, Batam, Tanjungpinang, Tanjungbalai, Natuna, semuanya daerah kepulauan. ”Ini bukan menjadi kendala, tapi menjadi tantangan bagi kita untuk melayani konsumen lebih baik,” katanya.

***

Bagaimana Telkom Kandatel Riau Kepulauan menyiasati kehadiran operator-operator baru dengan memberikan layanan beragam?

Kompetisi adalah natural, sejak Nabi Adam pun sudah ada persaingan apapun jenis persaingan itu. Mulai persaingan hawa nafsu, persaingan yang ma’ruf dan mungkar, persaingan personal, persaingan kelompok, persaingan bisnis bahkan persaingan negara. Dari persaingan inilah kehidupan ini menjadi ada tantangan.

Coba dibayangkan bagaimana seandainya industri telekomunikasi ini tidak ada persaingan, pasti pelayanan kepada customer dan masyarakat akan arogan, dan karyawannya akan merasa pada posisi confort zone atau nyaman tanpa berbuat sesuatu. Itu yang terjadi dulu saat Telkom masih monopoli.

Nah sekarang kondisi sudah berubah, persaingan sudah sangat brutal, bahkan kadang saya pun sudah agak sulit menganalogikan bentuk persaingan ini seperti apa? Apakah seperti lomba konser musik, lomba lari, bertarung tinju atau perang. Bahkan kadang wasitnya pun memiliki regulasi yang cukup untuk mengatur sebuah persaingan telekomunikasi ini.

Sehingga dalam menyikapi operator ini prinsipnya pasti kami welcome. Ini motivasi kami untuk berkerja lebih baik. Telkom adalah perusahaan telekomunikasi terbesar dan tanah air ini, sebagai incumbent kita sangat adaptif terhadap perubaha teknologi yang dapat mengubah gaya hidup dan pola fikir masyarakat. Perlu diketahui PT Telokomunikasi Indonesia (Telkom) juga memiliki anak perusahaan Telekomsel yang fokus bisnisnya di bidang seluler. Jadi bisnis PT Telkom adalah sudah sangat lengkap mulai dari telepon rumah, telepon seluler, telepon CDMA dengan flexinya, komunikasi data baik melalui media kabel tembaga, radio maupun satelit sudah tersedia.

Jadi pada dasarnya dalam menyikapi kehadiran operator ini kuncinya kita harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan market. Dan yang penting juga kami harus confidence (percaya diri).

Seperti apa perkembangan Telkom Flexi, layanan data melalui Telkomnet Instan dan Speedy di Batam saat ini?

Telkom sendiri perkembangannya sangat pesat sekali. Karena saya melihat, lama-lama fikiran masyarakat sudah rasional. Saat ini untuk data call di Batam hampir 90 persen panggilan lokal, dan 10 persen panggil interlokal. Dengan melihat data tersebut, ternyata yang paling efektif ada Telkom Flexi. Flexi jumlah pelanggannya sudah sangat besar, belum lagi yang melakukan akses lewat Telkomnet Instan dan Speedy. Kita prediksi hingga akhir tahun ini akan tumbuh 100 persen pelanggan baru kita. Saat ini saja sudah tumbuh 80 persen lebih. Pelanggan Flexi di Kepri sudah mencapai 110 ribu pelanggan. Kita perkirakan akan bertambah 130 ribu pelanggan hingga akhir tahun. Ini akan kita kawinkan dengan pelanggan rumah.

Kemudian pelanggan Telkoment Instan juga mengalami peningkatan pelanggan hingga saat ini sudah mencapai 6 ribu pelanggan. Sedangkan pelanggan Speedy kita sudah mencapai 15 ribu pelanggan hingga saat ini, padahal tahun lalu hanya beberapa ribu saja. Jadi jumlah total pelanggan internet kita sudah mencapai 21 ribu pelanggan. Batam merupakan pelanggan terbanyak yang mengakses internet dari seluruh Indonesia.

Dari 21 ribu pelanggan ini saja dikali lima orang yang mengakses internet tiap hari, maka sudah dipastikan bahwa yang mengakses internet per hari sudah 100 ribu di Batam.

***

Selain itu, Mulyanta juga menjelaskan tentang penyambungan telepon rumah via kabel di sejumlah wilayah di Batam. Karena dengan kian majunya teknologi saat ini tidak semua perumahan melakukan penyambungan telepon rumah via kabel.

Namun khusus penyambungan telepon rumah via kabel ia mengakui menemukan beberapa kendala di lapangan. Di antaranya, tidak semua di lingkungan perumahan mau dilayani dengan penyambungan kabel. Selain itu rumah yang sudah jadi, kadang tidak mau dibongkar lagi untuk dipasangi aliran kabel, mereka lebih memilih telepon GSM.

Selain itu, ia juga mengharapkan para pengembang bisa berkoordinasi dengan menerima Telkom agar bisa mengisolasi kabel-kabel Telkom di tiap perumahan. Khusus untuk di perumahaan saat ini sudah ada 15 ribu pelanggan baru yang melakukan penyambungan telepon rumah.

Apa yang sudah dilakukan Telkom untuk menjadikan Batam sebagai Cyber Island?

Untuk Cyber Island ini sebenarnya sudah dilaunching Pemerintah Kota Batam pada 3 Agustus 2008 lalu yang diberi nama Batam Digital Island. Saat itu yang meresmikan Menteri Informasi dan Komunikasi M Nuh bersama Wakil Wali Kota Batam. Kontribusi Telkom dalam hal ini pertama adalah membangun akses jaringan. Hampir semua wilayah di daerah Kepri kita sudah bangun aksesnya baik itu di Natuna, Tanjungpinang apalagi di Batam. Kemudian kedua, Telkom membangun komunitas. Kita membangun komunitas-komunitas yang mengakses internet. Setiap bulan kita mendidik atau melatih 1.000 orang untuk mengakses internet.Pelatihan ini kita lakukan di semua tempat, mulai dari sekolah-sekolah instansi pemerintah, kepolisian dan lain-lainnya. Kita juga memberikan pelatihan pembuatan blog. Bahkan setiap karyawan di Telkom harus punya blog. Kemudian ketiga adalah konten. Untuk konten ini, kebanyakan yang melakukan pihak eksternal dan kita bekerja sama pada mereka. Misalnya tentang try out online dan lain sebagainya.

Apa program terbaru Telkom Kandatel Rikep Batam?

Di Batam tahun ini, kita sudah bangun sekitar 300 hotspot (titik) untuk berinternet gratis, padahal tahun lalu baru 150 hotspot. Ini merupakan hotspot terbanyak dengan melihat kotanya yang kecil. Hotspot di Batam mengalahkan Kota Medan, padahal Medan termasuk kota besar namun hotspotnya tidak sampai sebanyak itu.

Kami melakukan hal itu, karena saat ini sudah eranya digital. Hampir di semua tempat kafe di mal-mal menyediakan layanan internet. Belum lagi kita Batam berbatasan langsung dengan Singapura.

Banyak hotspot itu bukan berarti membunuh bisnis warnet di Batam, karena segmennya pasarnya berbeda. Hotspot ini sudah tidak bisa dibendung, karena pemilik kafe beransumsi bisa menarik pelanggan dengan adanya layanan internet gratis. Jadi mereka minum di kafe sambil berinternet.

Telkom selain mengembangkan usaha juga memberikan bantuan dana bergulir yang diberi nama Dana Kemitraan Telkom, bisa diceritakan perkembangannya?

Telkom selaku BUMN juga mempunyai program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Dari CSR ada tujuh bidang yang digarap. Pertama, program peduli pendidikan, kedua, peduli kesehatan, ketiga, peduli budaya dan kemasyarakatan, keempat, peduli kemitraan usaha kecil menengah, kelima, peduli lingkungan, keenam, peduli bencana alam dan ketujuh, program public service.

Khusus untuk kemitraan usaha kecil menengah, hingga tirwulan III/2008 Telkom sudah mengucurkan Rp4,6 miliar kepada 321 mitra binaan. Dana kemitraan ini tiap tahun bertambah, tergantung pada keinginan perusahaan yang bersangkutan.***

Dari Kecil Dididik Mandiri

Mulyanta, pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah ini sejak kecil sudah didik oleh kedua orang tuannya untuk belajar mandiri.


Sejak kecil ia sudah diajarkan agar bisa hidup survive. Ibaratnya, kata tiga orang anak ini, jika kita punya tanaman kita harus memanfaatkan tanaman itu. ”Oleh orang tua, saya dididik harus bekerja keras,” kata suami Nurlaela ini.


Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, pria kelahiran 15 Mei 1964 ini sudah mulai berjualan es di kampungnya di Sukoharjo.

Saat SMA, ia juga sudah mulai bekerja di salah satu hotel melati di Solo. Di hotel tempatnya bekerja, ia diberi tugas melayani tamu, seperti mengambilkan minuman untuk hingga mengepel lantai hotel. Namun, lama kelamaan bekerja di hotel tersebut ia dipercaya menjadi manager hotel. ”Jadi saya bekerja sambil sekolah,” ungkapnya.

Meski ia sekolah sambil bekerja bukan berarti pelajaran di sekolah diabaikan. Di sekolahnya, ia dikenal anak yang pintar. Tak jarang di kelas ia rangking pertama. ”Kalau soal rangking topcer lah ya. Di sekolah saya selalu mendapatkan rangking, walaupun bukan melulu di rangking pertama,” kenang mantan GM Kandatel Kalsel Banjarmasin ini.

Saat di sekolah dulu ia selalu belajar kelompok bersama teman-teman. Biasanya, saat belajar kelompok, setiap anggota kelompok diberi waktu membaca pelajaran 30 menit. Selepas itu, masing-masing anggota kelompok diminta untuk saling bertanya apa-apa yang belum dimengerti. ”Jadi semua permasalahan itu terekspos keluar,” kenangnya. (jaq)



----------------

BIODATA

N a m a : Mulyanta
Tempat/Tgl Lahir : Sukoharjo, 15 Mei 1964
Jabatan : GM Telkom Kandatel Rikep Batam

Pendidikan:
SDN Solo Tahun 1976
SMPN Solo Tahun 1980
SMAN Solo Tahun 1983
PAAP- Telkom (UNPAD) Telekomunikasi Bandung Tahun 1988
UI-Telkom Manajemen Pemasaran Jakarta Tahun 1997
S2 Business AdministrationJakarta Institute Management Tahun 1999

Istri: Nurlaela

Anak-anak:
Nurul Rizki Utami
Ilham Nur Hakim
Fadhila Syahira Adzizah

Pengalaman Kerja:
1. Staf/Capeg Kantor Pusat Telkom Bandung 1988
2. Kepala Sekretariat Pembangunan Kalimantan Banjarmasin 1994
3. Spesialist Kelompok Kapabilitas Internal Balikpapan 1995
4. Kepala Unit Pelayanan Kandangan Surabaya 1997
5. Kadin Niaga Jember 1998
6. Manager Marketing Surabaya 2001
7. Manager Customer Service Surabaya 20038.
8. Deputy General Manager Datel Jember 2004
9. Deputy General Manager Datel Madiun 2005
10. General Manager Kandatel Kalsel Banjarmasin 2006
11. General Manager Kandatel Riau Kepulauan 2007

Tidak ada komentar: