Jumat, 30 Januari 2009

Kembalikan Hak Masyarakat

Rizki Faisal, Caleg DPRD Kepri Dapil Batam Asal Partai Gokar

Sosok Rizki Faisal, sudah tidak asing lagi di lingkungan Partai Golkar provinsi Kepri. Apalagi setelah dipercaya menjadi ketua AMPG (angkatan Muda Parta Golkar ) Provinsi Kepri dan juga menjabat sebagai wakil ketua DPD Golkar Provinsi Kepri, membuat anak kedua dari (alm) Pattopoi Menteng ini semakin diperhitungkan di percaturan politik Kepri.

Kenapa mantan Aktivis FORKOT (Forum Kota) ini terjun ke ranah politik dengan memilih bergabung di partai Golkar? Berikut petikan wawancaranya di Posko Relawan RF 23, di Tiban BTN belum lama ini.

Menurutnya keikutsertaannya ke dalam politik praktis ini tidak terlepas dari perannnya memperjuangkan gerakan reformasi sewaktu menjadi mahasiswa di tahun 1998 yang lalu.
Dalam pandangannya apa yang menjadi keinginan mahasiswa dan rakyat 11 tahun yang lalu ketika bersama-sama menyuarakan reformasi, hingga saat ini diartikan salah oleh banyak pihak, terutama generasi yang secara mindset dikelompokkan dalam strata tua yang sedang berada di ”kekuasaan”, sering kali mereka lupa, rakyat sudah menitipkan suaranya untuk mereka, berharap agar kehidupan mereka bisa lebih baik termasuk juga orang tua korban kekerasan dan pelanggaran HAM. Sampai saat ini mereka masih berjuang untuk mendapatkan keadilan. Namun generasi dengan mindset Tua terbukti gagal menyelesaikan itu semua. Padahal lebih sudah 10 tahun reformasi berjalan. Belum lagi soal peningkatan kehidupan rakyat dan tingkat pendidikan terutama masyarakat yang berada di kepulauan.

”Jika sudah terbukti gagal, lebih bijak rasanya kalau saja generasi yang tidak pro terhadap perubahan untuk mendukung dan mempercayakan kepada kaum muda, sebagai gerbong perubahan yang revolusioner terhadap bangsa ini,” ungkap calon anggota DPRD Kepri dengan nomor urut 1 Dapil Batam Partai Golkar ini.

Rizki Faisal yang juga menjabat sebagai ketua AMPG Provinsi Kepri ini mengaku lingkungan keluarganya berpengaruh cukup besar sehingga ia mau terjun kepolitik. Sejak kecil pria yang akrab disapa Kiki ini hidup di lingkungan Partai Golkar. Ayahnya selain sebagai seorang birokrat juga menjadi bendahara umum partai Golkar Provinsi Riau. Rumah tempat ia tinggalpun juga berdekatan dengan kantor Golkar. Sedikit banyak sejak kecil ia sudah bersentuhan dengan kehidupan politik.

Memilih Golkar sebagai kendaraan politiknya, didasari beberapa pandangan. Yang pertama, menurutnya, partai Golkar saat ini telah memperbaiki apa yang menjadi kelemahannya selama ini, yaitu sangat minimnya pemimpin muda sehingga partai ini ikut larut dalam kejayaan masa lalu. Padahal cita-cita reformasi berada di ujung nadi, ia berkeyakinan Golkar saat ini berbeda dengan masa lalu. Partai Golkar dinilai sangat responsif dalam mengakomodir kaum uda mulai dari kader sampai Caleg Muda.

Yang kedua Rizki Faisal memandang Partai Golkar adalah kendaraan politik tua yang sudah dimodifikasi dan diisi oleh energi baru yaitu dengan kehadiran kaum muda.
Selama partai ini mengakomodir kepentingan perubahan yang dipimpin kaum muda ia percaya tidak akan sendirian untuk terus berjuang. Dalam bahasa latinnya dikenal dengan istilah Vox populi Vox Dei, yang berarti suara rakyat adalah suara Tuhan.

***
Apa pendapat Anda soal banyaknya Anggota Legislatif yang kembali mencalonkan diri?

Saya yakin tidak hanya saya yang mengatakan bahwa di saat menjabat rapor mereka sering kali merah dan selalu meremehkan pemimpin muda yang ingin maju. Padahal banyak gerakan perubahan yang terjadi di dunia maupun di Indonesia, selalu di pimpin oleh kaum muda. Sebab generasi dengan mindset tua ini enggan berkorban terlalu banyak. Padahal mereka me ngerti, untuk memperjuangkan peningkatan kehidupan masya rakat butuh banyak pengorbanan. Bukan hanya melakukan kunjungan dan berbagi hari menjelang pemilihan umum saja, tapi lupa ketika sudah terpilih, mereka sibuk dengan urusan sendiri.

Saya pikir sudah saatnya mereka percaya dengan proses regenerasi kepada kaum muda sehingga Indonesia dapat terus dipimpin oleh generasi yang fresh dan terkini dalam segi pemikiran. Jika kita menengok ke belakang sejarah mencatat peranan kaum muda dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia tidak terbantahkan, kalau kaum muda bersatu hanya butuh waktu 37 tahun untuk mendorong terciptanya kemerdekaan

Maksudnya seperti apa?

Tahun 1908 perwakilan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia melakukan pertemuan untuk mempersatukan berbagai friksi dan konflik agar bangsa ini tidak mudah dipecah belah, 20 tahun kemudian tepatnya tahun 1928 terjadilah Sumpah Pemuda yang mengikrarkan persatuan dan kesatuan nasional, 17 tahun setelahnya yaitu tahun 1945 kelompok kaum muda inilah yang memprakarsai di Proklamirkan Republik Indonesia. Kalau dihitung, waktu yang dibutuhkan hanya 37 tahun, angka yang sangat singkat jika dibandingkan dengan 350 tahun perlawanan terhadap imperialis, mengutip ucapan Proklamator bangsa ini ”…kita butuh 100 orang muda untuk melakukan perubahan bukan seribu orang tua”.

Aspirasi apa yang akan dibawa ke lembaga legislatif?

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 41, fungsi DPR itu-kan soal legislasi, anggaran, dan pengawasan. Dari yang saya amati banyak Perda tidak berimbang atau tidak malah cenderung tidak berpihak pada kepentingan rakyat.

Apa yang saya lakukan yang pertama akan menguatkan posisi tawar masyarakat. Karena saya merasa sejalan dengan prinsip keseimbangan, antara kepentingan investasi dan kepentingan peningkatan pertumbuhan eko nomi rakyat haruslah adil dan berjlaan beriringan. Saya yakin jika ini berhasil peningkatan sumber daya manusia untuk masya rakat di banyak kepulauan bisa cepat ditingkatkan utamanya soal pendidikan dan fasilitas pendukungnya.

Saya keras menolak jika masya rakat Kepri yang berada di pesisir pantai atau masyarakat Hinterland hanya difungsikan sebagai nelayan, mereka punya hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan, kesejahteraan dan kehidupan yang lebih baik termasuk anak-anak dan generasi muda di sana, mereka adalah generasi penerus calon pemimpin-pemimpin muda Indonesia, di masa mendatang.

Anda sering mendengungkan revolusi, maksudnya apa?

Rakyat Indonesia harus makmur dan jauh dari himpitan ekonomi, karena potensi alam kita sangat berlebih, kita punya modal lebih dari cukup untuk memakmurkan rakyat karenanya revolusi atau perubahan total harus dilakukan, yaitu mengembalikan apa yang menjadi hak masyarakat, kembali menjadi haknya.

Artinya masyarakat bisa ikut menikmati secara adil hasil sumber daya alam dan juga mendapatkan hak-hak politik mereka, dan saya merasa masyarakat butuh pencerahan karena sudah terlalu banyak diberikan ilusi dan janji-janji oleh elit politik generasi tua.

Apakah nanti ketika duduk sebagai anggota Dewan tidak terkontaminasi dengan apa yang sudah dilakukan dewan sekarang ini?

Sebelum mencalonkan diri sebagai anggota dewan, saya memang suka berkelompok, berorganisasi, termasuk bersentuhan dengan masyarakat dari segala umur ataupun profesi, paling tidak kumpul di kedai Kopi, karena saya memang suka keramaian saya sangat membenci kesepian, kehadiran banyak teman setidaknya bisa selalu mengingatkan saya untuk tetap berjalan dalam koridor perubahan.

Ditambah dengan intensitas komunikasi yang tinggi terhadap masyarakat mudahan-mudahan hal itu bisa terhindarkan misalnya dengan melakukan kunjungan dan membuka jalur aspirasi suara masyarakat melalui “Kotak Kritik” manual maupun melalui pesan singkat, semoga hal itu bisa terlaksana. ***


Berjuang Melawan Penindasan

Rizki Faisal SE, lahir di Pekanbaru tahun 1976. Pada tahun 1997 bergabung dengan Forum Kota (Forkot). Di forum tersebut, ia mencurahkan waktu dan tenaga untuk menggalang aksi pro rakyat di Jakarta sehingga beberapa kali hendak ditangkap.
Karena kekhawatiran orang tua (almarhum) Pattopoi Menteng yang saat itu menjabat Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Riau, ia dipanggil kembali ke Pekanbaru. Di Pekanbaru, ia kembali aktif dengan pergerakan dan membentuk organisasi Aliansi Mahasiswa Riau.

Pada 1 Mei 1998 ia dipanggil bersama kawan-kawan Forkot untuk bergabung dan berjuang melawan penindasan.
Perjuangan Rizki tidak berhenti di situ, pada tahun 1999 kembali menggalang kekuatan mahasiswa Riau menduduki Caltex untuk Dinasionalisasi agar rakyat di Riau tidak ada lagi kelaparan.

Tahun 1999 satu tahun setelah reformasi bergulir, Rizki Faisal kembali dari Jakarta, ia beserta kawan-kawan yang sejalan membentuk Aliansi Mahasiswa Riau, melakukan aksi penguasaan asset atau nasionalisasi asset untuk kemakmuran rakyat dengan menduduki tambang minyak Caltex di Pekanbaru, mereka menuntut agar masyarakat dapat menikmati secara adil hasil sumber daya alam yang dikuasai pihak asing. ”Sumber daya alam adalah asset terbesar yang dititipkan agar anak cucu kita di masa mendatang bisa ikut menikmati termasuk kita yang hidup saat ini,” ungkapnya.

Sebagai bentuk konsitensi Aliansi Mahasiswa Riau (AMR) terhadap perubahan, aksi unjuk rasa pendudukan kantor PT Telkom pun mereka lakukan, aksi tersebut dilakuka saat pemerintah menjual asset-asset BUMN kepada pihak asing, seperti INDOSAT. mereka yakin cita-cita perubahan adalah mengembalikan kedaulatan berada ditangan rakyat dan untuk kesejahteraan khlayak banyak bukan untuk sebagian kelompok atau kepentingan golongan apalagi untuk kepentingan pribadi.

Pada akhir 2007, Rizki Faisal bersama dengan perwakilan aktivis gerakan mahasiswa 1998 berkumpul dari seluruh Indonesia, membentuk Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (PENA 98), mereka berikrar dengan membubuhkan cap jempol darah sebagai janji kaum muda untuk tetap memperjuangkan cita-cita perubahan.

”Sel-sel reformasi sudah terlanjur menyatu dalam sumsum tulang belakang saya dan pantang berhenti sebelum amanat ini benar-benar sampai ke tangan rakyat,” jelasnya.
Lanjutnya, apapun caranya, bagaimanapun rumusnya rakyat harus sejahtera!. ”Tuhan Seru Sekalian Alam memberkati kita,” ujarnya dengan semangat yang berapi-api. (kom)

Tidak ada komentar: