Jumat, 21 November 2008

Membangun Olahraga Ibarat Bangun Peradaban

Drs Edy Sofyan,MSi, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepri
Provinsi Kepri menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (Popwil) I Sumetera yang pelaksanaannya di pusatkan di Kota Batam pada 3-9 November 2008. Sukses iven bergengsi ini tidak terlepas dari kesiapan panitia pelaksana dibawah koordinator Drs Edy Sofyan MSi selaku Ketua Umum Pelaksana Popwil yang juga Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepri
Sejauhmana persiapannya? Dan apa saja programnya untuk mengangkat olahraga dan pemuda di Kepri di tingkat daerah dan nasional? Berikut petikan wawancaranya dengan Jamil di sebuah hotel kawasan Nagoya-Jodoh, belum lama ini.

Sore itu, Edy baru saja pulang dari memantau persiapan panitia popwil lapangan Temenggung Abdul Jamal, Mukakuning. Kesibukannya, sehari-hari di kantornya menyebabkan dia harus bolak balik Batam-Tanjungpinang. Maklum tempat pelaksanaan Porwil di Batam,sedangkan dirinya sebagai kepala Dispora Kepri kantornya ada di Tanjungpinang. Namun baginya, aktivitas seperti itu sudah biasa dilakukan.
‘’Maaf sedikit terlambat,’’ ucapnya menyalami Batam Pos, sambil duduk di salah satu kursi panjang di pojok hotel.
Sambil berbincang-bincang sejenak, Edy yang datang ditemani istri dan seorang putrinya mulai bercerita mengenai latar belakang Popwil I Sumetera yang akan dilaksanakan mulai besok Senin (3/11) di Batam.
Menurutnya, ide pelaksanaan Popwil ini berawal dari pelaksanaan Popwil di Kota Padang, Sumatera Barat, 2006 lalu. Pada saat itu, Provinsi Kepri ditawarkan untuk menjadi tuan rumah Popwil. Tawaran langsung diiyakan dan disambut baik. Ketika itu, Ketua DPRD Provinsi Kepri Nur Syafriadi yang mewakili Provinsi Kepri langsung menyetujui dan didukung sepenuhnya dari Dispora Kepri.
”Pada saat itu, saya belum menjadi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga. Jadi saya hanya melanjutkan dari yang telah disepakati itu,” ungkapnya.
Sudah sejauh mana persiapan iven tersebut?
Sejauh ini saya menganggap persiapan yang kita lakukan sudah 90 persen. Hanya tinggal finalisasi menjelang pembukaan acara. Termasuk program di lapangan, seperti pembersihan stadion mulai dari pengecetan hingga perbaikan arus listriknya dan lain-lainnya. Sementara kalau untuk subtansinya sudah kita persiapkan semuanya. Khusus untuk pembukaannya sendiri kita sudah persiapkan dengan baik. Mudah-mudahan bisa menghasilkan secara maksimal.
Mengenai kontingen juga sudah kita persiapkan baik dari segi akomodasi, konsumsi dan transportasi. Kesiapan kita dalam menangani kontingen ini, kita juga sudah membuat tim-tim khusus sehingga para kontingen itu bisa terlayani sebaik mungkin.
Saya kira sejauh ini menyangkut venus sudah tidak ada masalah. Hanya, mungkin ada hal-hal yang perlu kita benahi. Tapi intinya tidak ada masalah-masalah yang bisa mengganggu pelaksanaan kegiatan ini.
Yang sering menjadi keluhan setiap peserta adalah akomodasi (penginapan peserta), menurut Anda?
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman kita, yang rawan menjadi penilaian peserta adalah pertama persoalan penampungan atau penginapan peserta, kemudian konsumsi dan pelayanan serta kelancaran transportasi pada saat kita bertanding. Jadi empat bidang ini mendapat perhatian serius bagi kita. Memang kita mengakui persoalan yang empat bidang ini persoalan berat. Untuk mewujudkan ini semua, kendalanya kadang terkait pada dana yang kita miliki. Tapi demikian, saya bersama teman-teman sudah mencoba mengoptimalkan segala kemampuan yang kita punya, baik staf dan kepanitiaan untuk memberikan pelayanan yang baik.
Apalagi kita tahu bahwa ini adalah iven besar yang pertama dilaksanakan di Provinsi Kepri, dan ini juga dalam rangkan menyongsong Batam Visit 2010. Kita juga tahu bahwa Batam salah satu destinasi yang kita harapkan menjadi tempat yang menarik bagi mereka. Ini juga kita jaga.
Sebenarnya tujuan Popwil itu sendiri dari Menegpora adalah dalam rangka perseleksian atlet-atlet berbakat khusus di kategori pelajar. Namun kita sebagai tuan rumah juga akan memanfaatkan momen itu untuk lebih mengenalkan ke mereka tentang potensi daerah yang kita miliki. Karena kita ingin momen ini tidak hanya sukses dalam pelaksanaan, pelayanan dan prestasi, namun juga sukses mempromosikan Batam. Jadi kita akan menonjolkan citra Batam yang menarik.
Berapa anggaran yang dibutuhkan untuk menyukseskan POPWIL I Sumatera ini?
Anggarannya bersumber dari APBD ditambah bantuan dari Menegpora. Makanya dalam memberikan pelayanan ini kita dibebankan untuk menanggung akomodasi bagi kontingen luar, konsumsi dan transportasi lokal. Dan ini dananya cukup besar. Dananya dari Menegpora sekitar Rp650 juta sedangkan dana dari APBD Provinsi Kepri sebesar Rp2,3 miliar. Jadi dana yang efektif kita gunakan untuk kegiatan ini sebesar dua miliar lebih dengan menanggung orang sebanyak 1.000 orang lebih. Karena untuk atlet saja sudah 1.000 orang ditambah oficial dan panitia. Jadi lebih kurang sekitar 1.300 sampai 1.400 orang yang harus ditanggung akomodasi, makan dan transportasi.
Kontingen yang tergabung di Popwil I Sumatera ini ada 7 provinsi, yakni Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambil, Bangka Belitung dan Kepri sebagai tuan rumah.
Di iven Popwil ini dipertandingkan delapan cabang olahraga. Dan kontingen Kepri mengikuti semua delapan cabang olahraga itu.
***


Selain itu, mantan Kadisduk Kepri ini juga banyak mengurai tentang kebijakan dan pandangannya sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepri.
Dikatannya, saat ini ia ada beberapa hal yang perlu dibenahi agar olahraga di Kepri ini bisa diperhitungkan. Dari segi fisik, ia melihat harus ada perbaikan sarana dan prasarana pendukung olahraga di Kepri.
”Saat ini, saya melihat sarana dan prasarana olahraga masih kurang, utamanya di Batam,” ungkapnya.
Kemudian, dari sisi peningkatan prestasi, semua komponen yang ada di Kepri harus lebih banyak mengajak masyarakat untuk bergiat di bidang olahraga. Karena, lanjut suami Siti Asniah ini, persoalan-peroasalan yang dihadapi banyak ragamnya. ”Membangun olahraganya ini ibarat membangun peradaban. Saya merasakan sendiri tidak gampang membangun olahraga, karena banyak sektor yang mempengaruhi,” terangnya.
Yang bisa mempengaruhi itu misalnya, sosial masyarakat, apresiasi kepada atlet dan lain-lainnya. Sekarang saja, katanya, tidak ada orang tua yang bercita-cita anaknya akan jadi atlet. ”Saya sendiri yang dulu pernah menjadi atlet olahraga takraw tidak pernah bercita-cita menjadi atlet. Ini karena kurangnya apresiasi, dan hal-hal yang lainnya,” katanya.
Bagaimana dengan perhatian Pemprov sendiri pada olahraga?
Saya melihat terakhir ini, apalagi Gubernur Kepri (Ismeth Abdullah, red

) sangat peduli pada dunia olahraga. Meskipun dengan dana yang sangat terbatas, namun Gubernur selalu berupaya mencarikan solusi untuk memberikan apresiasi kepada atlet yang berprestasi. Bukti keseriusan Gubernur kepada dunia olahraga juga dibuktikan dengan adanya dinas tersendiri yakni Dispora Kepri, padahal provinsi ini umurnya baru beberapa tahun.
Apa program Dispora yang sudah dilakukan?


Program-progaram kita di bidang olahraga pada saat ini adalah membangun sarana olahraga. Seperti beberapa waktu lalu kita sudah berencana membangun Sport Centre di Tanjungpinang, namun karena ada perubahan anggaran di >multiyear

maka pembangunannya menjadi tertunda. Tetapi desainnya kita sudah bikin. Jadi secara fisik kita butuh sarana olahraga yang lebih representatif. Meskipun untuk peningkatan prestasi tidak di sarana. Tapi sarana salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi.
Selain itu, kita juga mengajak masyarakat untuk gemar berolahraga. Misalnya,olahraga senam sehat. Kita juga berencana membangun PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar). Mudah-mudahan di tahun 2009 desain pembangunan PPLP tersebut sudah rampung. Kita butuh waktu 2-3 tahun pembangunan sarana ini selesai.
Ada tidak jaminan untuk masa depan bagi atlet yang berprestasi di Kepri?
Kalau masalah ini, kita akan melakukan secara bertahap. Langkah pertama yang kita lakukan adalah kepedulian kita pada dunia olahraga. Jadi saya melihat pemerintah Kepri sudah serius pada olahraga. Hal itu dibuktikan dengan membentuk Dinas Pemuda dan Olahraga. Jadikan sekolah membentuk sarana olahraga yang baik.Kita coba membangun kebanggaan seorang atlet. Sehingga pada saat atlet pulang dari turnamen yang diikuti seprti PON beberapa waktu lalu, kita buatkan acaranya. Kita membangun kebanggaan di mata atlet itu dulu.
Misalnya, bagi atlet yang masih pelajar atau remaja yang pertama dicari adalah kebanggaan. Setelah pada level dewasa baru berfikir ke masa depan. Jadi yang pertama kebanggaan dulu kita bangun. Kemudian perlahan-lahan kita akan carikan solusi bagi mereka. Secara nasional kan sudah ada. Misalnya atlet-altet diangkat menjadi pelatih nasional, ada yang diangkat jadi pegawai negeri. Solusi seperti ini sudah kita usulkan ke Jakarta.
Ada permintaan dari Menegpora kebutuhan pelatih dari kalangan atlet atau pelatih yang ada di sini untuk diangkat jadi PNS itu sudah kita usulkan. Di kepri sendiri Kita butuhkan 11 cabang olahraga yang bisa di tempatkan jadi pegawai negeri dari kalangan atlet.
Kalau di Kepri kita sudah tahu ada beberapa cabang olahraga yang menjanjikan, misalnya cabang olahraga layar, tinju dan tarung drajat. Tapi intinya, bicara prestasi olahraga ke depan tidak ada pilihan lain kecuali kita berangkat dari pembinaan sejak dini. Jadi saya menganggap POPWIL dan POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) penting, karena anak-anak yang kita gembleng di POPDA dan POPWIL inilah yang akan menjadi atlet kita dua tahun akan datang. Jadi berangkat dari sini. ***

Tidak ada komentar: